Generasi Dayak Dalam Arus Globalisasi, Wagub: Generasi Dayak Wajib Bersekolah


PONTIANAK - 
Mulai tergerusnya Budaya Dayak akibat kemajuan jaman, menjadi keprihatinan Panitia Pekan Gawai Dayak ke 39.  Karena itu membuka PGD ke 39, Panitia melaksanakan Seminar Nasional dengan mengangkat tema, "Generasi Dayak dalam Arus Globalisasi: Tantangan dan Solusi." 


"Orang Dayak harus maju, tapi adat budaya juga tidak boleh ditinggalkan" Demikian disampaikan Martinus Sudarno Ketua PGD ke 39 dalam sambutannya saat pembukaan Seminar 19/5/2025 dirumah Radakng Pontianak.


Bertindak sebagai pembicara dalam seminar tersebut,  Prof. DR. Neilson Ilan Mersat, (dari Malaysia/Iban), pembicara ke dua DR. Drs. Stefanus Masiun, S.H., M.E., dan bertindak sebagai moderator, Drs. Agustinus Clarus. S.H., M.Si., mantan Anggota DPR RI dari fraksi Golkar.


Peserta seminar, dari mahasiswa Dayak yang ada di kota Pontianak, finalis Bujang Dara Gawai tahun 2025. Hadir juga beberapa tokoh masyarakat, dan beberapa pimpinan OPD Pemprov Kalbar.


Seminar dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan, S.Sos., M.Si.


Krisantus dalam sambutannya  menekan pentingnya pendidikan bagi generasi Dayak, Dayak harus bersekolah, tanpa sekolah generasi Dayak pasti tidak bisa menjadi apa-apa terangnya.


Ia juga berpesan, agar para pemuda Dayak harus bangga menjadi orang Dayak, "Banggalah menjadi orang Dayak." Katanya.


Wagub berharap generasi Dayak betul-betul mempersiapkan diri agar bisa meraih sukses di masa depan. Menurutnya ada beberapa Kunci agar bisa meraih sukses dimasa depan.


"Kunci sukses, harus menguasai teknologi, kreatif, inovatif, bisa melihat peluang,  apalagi Kalbar ini  memiliki sumber daya alam yang sungguh luar biasa, Seperti apa yang dipaparkan oleh pak Masiun  dalam paparannya tadi. Jangan sampai kita seperti ayam, yang mati kelaparan di lumbung padi." Terangnya.


Disampaikan juga  kepada peserta seminar, terutama kepada para mahasiswa Dayak, bahwa tantangan generasi tua dulu dalam menempuh pendidikan jauh lebih berat bila dibandingkan dengan generasi muda jaman sekarang. Saat ini hampir semua fasilitas sudah terpenuhi. Alat tekomunikasi, alat transportasi dan dunia gadget sudah begitu maju. "Dengan membuka handphone ditangan, semua ilmu pengetahuan dan informasi bisa didapatkan, tinggal kita saring, mana yang baik dan mana yang tidak. Tidak ada juga istilah pergi sekolah jalan kaki seperti dulu." Jelasnya.


Dijelaskan Wagub lebih lanjut, tantangan yang berat bagi generasi muda jaman sekarang, diperlukan kebijaksanaan, kearifan, pengetahuan untuk memahami tekhnologi, informasi dan komunikasi, yang didalamnya memiliki potensi yang luar biasa. Baik arus informasi positif maupun informasi negatif. 


"Oleh karena itu maka generasi Dayak harus sekolah dan bisa sarjana. Jangan teruskan budaya yang tidak baik seperti minum-minuman beralkohol." Jelas Wagub.


Menurut Wagub, Kelompok yang rentan menjadi korban tekhnologi, adalah generasi penerus Dayak, siswa, mahasiswa, karena tekhnologi ada digenggaman mereka masing-masing.(Kun)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama